Thursday 12 August 2021

WRITER'S BLOCK


Sudah lebih dari dua tahun saya nggak nulis. Writer's block istilahnya. Padahal, penulis juga bukan wkwk~

Anyway, apa kabar kalian yang baca? Semoga selalu dalam keadaan sehat, kenyang dan bahagia yes!

*tadinya mau nulis tentang keluh kesah pandemi dan hal-hal seputar itu, tapi ngapain lah ya, kita semua udah sama-sama jenuh sama topik itu, so yea.... here we go again

========================================================================


Sebenernya udah lama kepikiran ingin nulis lagi, cuma ya itu, mau nulis apa? Dua tahun ini bener-bener nggak ada hal menarik yang bisa diceritain. Momen yang bikin seneng banget nggak ada, momen yang bikin sedih banget juga nggak ada, jadi ya gini-gini aja hidup dua tahun ini. Normal is boring they said. Well said~


"Terus ngapain dong ngetik disini kalo nggak punya maksud dan tujuan?" Pertanyaan menarik.

Jawabannya adalah: mau membiasakan diri lagi aja setelah dua tahun bener-bener nggak pernah nulis lagi di blog, karena biasanya cuma nulis laporan kerjaan atau tugas kuliah hahahahaha. Siapa tau kan, dengan mulai nulis lagi disini, kedepannya jadi nggak canggung lagi buat berbagi hal yang menarik disini. Small progress is also a progress, kan?


oke, jadi kayaknya segini dulu aja pemanasannya. semoga di kesempatan berikutnya saya sudah lebih bisa mengeksplorasi lebih dalam lagi hal-hal yang terjadi di hidup saya supaya nantinya bisa dibagikan lagi disini like I used to. 😉


bye!


ditulis oleh Guzti Eka Putra
disela-sela waktu sebelum kerja malem
Jakarta, 12 Agustus 2021

Wednesday 21 August 2019

SEBUAH UTAS - TENTANG KEHIDUPAN



Halo, apa kabar ?
Adakah yang masih menunggu pemilik blog ini untuk memposting tulisan baru lagi ?
Rasa-rasanya, menulis bukanlah lagi sebuah jawaban untuk semua kegundahan yang dirasa.



Diam di pojokan kamar, berbaring diatas kasur, berpikir yang tidak-tidak tentang masa depan, atau bahkan mengajak langit-langit berbicara lebih terasa mudah dilakukan oleh saya dalam beberapa bulan ke belakang.



Merenungi waktu-waktu yang hilang dalam hidup saya, dan apa saja yang terjadi selama masa itu membuat saya merasakan dua hal; kegundahan karena hal-hal yang tidak saya inginkan harus terjadi, dan kenikmatan proses diri untuk belajar menerima hal-hal yang tidak diinginkan tersebut.



Pada akhirnya semua yang saya rasakan hanyalah trigger untuk menyadarkan diri saya kalau saya adalah seorang manusia. Ada hal-hal tentang kehidupan yang bisa sangat matang kita rencanakan, namun tidak bisa diwujudkan, sebaik apapun perencanaannya. Ada hal-hal yang tidak pernah sama sekali kita pikirkan dan tidak kita sangka, namun tiba-tiba datang dan terjadi didalam hidup kita. Semesta selalu punya cara yang unik untuk bercanda pada manusia, kan ?


===


Sebagai seorang manusia, saya percaya bahwa akan ada hal-hal baik yang terjadi setelah hal-hal yang kurang baik. Setidaknya, ada pelajaran dan hikmah yang bisa diambil dari hal-hal yang kurang baik tersebut kalaupun memang hal baik nya belum terjadi. 



Kalau kita merasa hal baik tersebut belum ada juga, mungkin kita yang harus lebih peka melihat sekitar. Bisa jadi, hal-hal baik ini sudah terjadi namun kita tidak menyadarinya. Bisa jadi, hal-hal baik ini sudah terjadi, tapi bukan kita yang merasakannya, tapi orang-orang di sekeliling kita yang turut merasakan. 



Misalnya, saat kamu dihadapkan dengan jalan hidup yang terlihat baik; karir, pendidikan, dan cinta. Tiba-tiba di satu titik kehidupan, hatimu dipatahkan. Kamu hancur sejadi-jadinya. Kamu merasa sudah tidak ada lagi harapan di dunia ini untuk kedepannya. Kamu merasa semua yang kamu lakukan hanya sia-sia dan buang-buang waktu.



Sembari menikmati rasa patah hati itu, tanpa kamu sadari karir mu stabil atau bahkan naik. Kamu berkesempatan melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi lagi. Kamu memiliki banyak teman-teman baru diluar sana. Kamu memiliki kesempatan untuk lebih mengeksplorasi hal-hal yang sebelumnya tidak pernah kamu sadari. Kamu menjadi lebih tenang dan bahagia menikmati hidup. Bukankah itu hal-hal yang baik ?


Tidak selalu ada pelangi setelah hujan reda, tapi pada akhirnya hujan tetap reda, kan ?


===


Saat dunia mempecundangi, bersyukur. Saat sedang tinggi, bersyukur. Saat dikhianati, bersyukur. Saat berhasil dalam suatu urusan, bersyukur. Intinya adalah bersyukur, untuk apapun yang terjadi. Karena hal-hal yang baik bisa direnggut kapan saja, dan hal-hal yang buruk bisa datang kapan saja. Syukuri selagi bisa.



Saya mungkin bukan orang yang paling bisa memberikan motivasi soal hidup. Pengalaman saya di dunia bisa jadi tidak seberapa. Beberapa diantara kalian yang membaca tulisan ini pun bisa saja menggumam dalam hati "ah, ngomong doang mah gampang". Tapi semoga tulisan ini bisa menjadi salah satu pecutan motivasi untuk kita semua, termasuk saya.



Time won't heal, pada akhirnya waktu hanya membuat kita terbiasa dengan segala sesuatu nya. Tetap membumi dan jangan pernah berhenti melangitkan doa. Semoga sederhana, sesederhana perasaan bahagia. Semoga kuat, sekuat cinta dan kehidupan. Semoga kedamaian tetap hidup dan kehidupan tetap damai. Terima kasih telah jadi dirimu sendiri sampai hari ini.



masih ditulis oleh Guzti Eka Putra
di Minggu ke-3 bulan Agustus
tahun 2019 di Jakarta

Thursday 6 September 2018

DEAR, SECRET ADMIRER...



"Guz, sebelum pulang ke meja saya ya, ada titipan dari orang. 
 Tadinya dia mau kasihin ke kamu langsung tapi 3 hari kemaren kamu lagi dines keluar, jadi dititipin    di saya"

"titipan apaan mas?"

"ya nanti liat aja sendiri ya"


========================================================================


Percakapan gue sama seorang senior tadi sore, dan jujur gue sama sekali nggak penasaran dengan titipan itu. Gue pikir itu cuma paket yg dateng dari online shop atau berkas kerjaan kayak biasa.


Sampe akhirnya jam 5 tadi, gue samperin meja senior gue dan dia ngasih sebuah paper bag yang wangi banget, dan gue tengok ternyata didalemnya ada sebuah buku. Gue udah nebak, ini pasti dari cewek, karena cowok gamungkin banget nyemprotin parfum nya ke sebuah kado (berdasarkan deduksi gue karena sering nonton film detektif).


Pas gue ambil itu paper bag, dan liat bukunya, sumpah, gue kaget sekaget-kagetnya.


"LAAAHHH INI KAN SEMUA TULISAN GUE DI BLOG, ADA YANG BIKIN JADI BUKU?"


Gila sih. 10 detik pertama gue seneng gila, kayak, apa ya, ya kalian coba bayangin deh, tulisan-tulisan lo di blog, dijadiin buku sama orang, dan gue masih nggak tau orang ini siapa.


Gue coba ambil lagi paper bag nya, karena gw pikir akan ada surat disitu, ternyata nggak ada juga. Gue coba buka semua halaman di buku, berharap ada surat yang nyelip, ternyata nggak ada juga.


Sampe akhirnya gue perhatiin satu persatu halaman itu, dan ternyata.....


Di halaman terakhir buku itu, ada sebuah tulisan tambahan yang bukan bagian dari tulisan gue. Gue coba baca dan isinya bener-bener bikin gue girang, tersanjung, dan entahlah perasaan apa ini namanya. Disana si pembuat buku nyatain perasaan kagumnya sama gue dan tulisan-tulisan gue lewat sebuah tulisan yang bagus juga. Wah gila. Gila sih ini gila. Gue nggak pernah ngerasa se-berharga ini jadi manusia. Gue nggak pernah nyangka tulisan gue bisa jadi inspirasi buat seseorang sampe segininya, sampe dia mengapresiasi semua karya gue dengan cara seperti ini :')


Dan dengan ini, entah kenapa gue merasa ketampar dengan beberapa hal. Ternyata, hal-hal kecil (besar sih buat gue) kaya gini bisa bikin bener-bener bahagia. Kita gak perlu nilai dari siapa, tapi lihat nilai ketulusannya.


Gue yakin pr banget dia bikin kaya gini, dan gue gak boleh diem aja. So, tulisan ini gue dedikasikan buat pemberi buku ini





Dear salah satu anak magang yang 3 bulan kemaren ada di kantor, 

Terima kasih banyak banyaaaaakkkkk banget kamu udah menghargai dan mengapresiasi karyaku, semoga bisa tetep seperti ini. Tetap menginspirasi dan jadi tambahan semangat buatmu. Baru kali ini lho, ada orang yang kepikiran buat bikin kaya gini. Aku sendiri pun gak pernah sama sekali kepikiran buat jadiin semua tulisan-tulisanku di blog jadi sebuah buku, karena ku pikir tulisan itu nggak ada apa-apanya.

Maaf kemarin waktu kalian beres magang nggak ada di kantor, karena disuruh sama si bos buat beresin kerjaan di luar. Semoga sehat selalu, sukses dengan masa depannya. Mungkin semesta mengijinkan kita bisa ketemu lagi. Mohon maaf kalau selama di kantor ada sikapku yang menyinggung atau usil, atau sangat berisik ketawa-ketawa ganggu hari kalian. Sekali lagi terima kasih banyak. Terima kasih sudah jadi pengagum dan pengapresiasi terbaik tulisan-tulisanku :)



Jakarta, 2018
Guzti Eka Putra,
yang masih tidak percaya kalau tulisannya sudah dibukukan.

Tuesday 26 June 2018

RANDOM THOUGHT - RANDOM FEELING


Pagi ini nggak sama seperti pagi-pagi biasanya di Jakarta. Dingin banget. Gue bangun untuk sholat subuh, dan bergegas tarik selimut lagi karena setelah kena air wudhu, entah kenapa gesekan udara dingin ke kulit gue makin berasa. Daaaaaannnnn..... wacana gue untuk lari pagi di dua hari ini terhambat gara-gara itu wkwk~ 

Padahal hampir setiap pagi selalu dikomporin sama temen gue—yang baru-baru ini gue anggap kakak—untuk lakuin olahraga pagi. Biar sehat katanya. Tapi kalau cuacanya dingin nggak mendukung kayak dua hari ini, bukan salah gue juga kan ?


===

Minggu-minggu ini di beberapa malam ke belakang, gue selalu kepikiran banyak hal. Dari mulai pikiran tentang masa depan, teman-teman, pekerjaan, sampai pikiran hal-hal negatif pun gue pikirin. Kadang gue suka bertanya dalam hati, "kenapa ya di sela-sela malam ke pagi kayak gini, orang-orang selalu kepikiran banyak hal ?"


Kadang, untuk beberapa orang, pikiran-pikiran itu dibawa terlalu dalam sampai mengganggu aktifitasnya sehari-hari. Dan nggak melulu pikiran yang bikin galau ya, kadang pikiran-pikiran menyenangkan pun bisa kasih efek yang terlalu meledak-ledak yang kurang baik untuk emosi kita.


Yap, gue menulis ini karena emang gue adalah salah satu dari sekian banyak orang yang aktifitas sehari-harinya bisa terpengaruhi oleh pikiran malam hari. Jujur, buat gue sendiri itu nggak enak, karena di saat gue harus fokus dalam kerjaan sehari-hari, tiba-tiba konsentrasi buyar cuma karena ada sepintas pikiran yang bikin galau. Pikiran yang selalu gue pikirin di malam-malam sebelumnya.


Kadang gue ingin bisa jadi orang yang cuek, yang bisa santai dalam menghadapi masalah-masalah yang lewat di hidupnya dengan gitu aja. Tapi sayangnya, sejauh ini gue belum bisa, atau mungkin nggak akan pernah bisa, karena gue mungkin memang dilahirkan jadi seorang makhluk yang sangat perasa.



===


Terlepas dari apa yang selalu gue pikirkan malam hari, gue selalu yakin dengan apa yang akan terjadi dengan hidup gue di kemudian hari. Orang tua gue selalu bilang dan yakinin bahwa hidup itu adalah tentang berbuat baik. Kalau kita berbuat baik sama orang, tanpa mengharapkan balasan pun, sedikit demi sedikit kehidupan kita akan jadi baik. Mau bagaimanapun orang bersikap sama gue, sebisa mungkin gue harus balas dengan kebaikan, or at least nggak membalas sikap nya dengan sikap yang nggak baik. Dan kata-kata tentang pelajaran hidup ini terpatri dengan sangat kokoh didalam diri gue sudah sejak lama. 


Kalau mungkin salah satu dari kalian yang baca tulisan ini merasa pernah diperlakukan nggak baik sama gue, atau merasa pernah gue sakiti, gue minta maaf dengan tulus. Percayalah pada akhirnya gue pun hanya manusia biasa yang nggak mungkin bisa lepas dari kesalahan. 


Akhir kata, melalui tulisan ini gue mau berpesan bahwa, sehebat apapun masalah yang dialami, hadapi dengan baik dan penuh tanggung jawab. Jangan biarin masalah-masalah yang ada malah jadi beban pikiran yang terlalu berat. Ingat, saat kita udah berbuat baik, akan selalu ada orang-orang di sekeliling kita yang juga berbuat kebaikan, dan bisa jadi efek dari kebaikan itu akan kita rasakan buat hidup kita. 


Jaga selalu hubungan baik sesama manusia, dan jelas yang paling penting, jaga selalu hubungan baik kita sama Tuhan. Karena apa pun yang kita lakukan di dunia, semuanya nggak lepas dari semua kebaikan Tuhan :)


===

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." -QS: An-Nisa : 36


===



Semoga hidup kita masing-masing dan hidup orang-orang yang kita sayangi di sekeliling kita selalu diperlakukan dengan baik oleh Tuhan. aamiin.



Ditulis oleh Guzti Eka Putra
di Jakarta,
26 Juni 2018
dengan maksud yang baik


Wednesday 12 July 2017

PEMUDA MELANKOLIS DAN BIDADARI BERMATA SENDU



Hampir setengah tahun lamanya pemuda itu tak lagi mencurahkan segala apa yang ia rasa lewat tulisan. Entah bosan, entah memang sudah tak mampu lagi berkarya, atau mungkin dia memang memilih untuk tak lagi jadi seorang pencurah rasa. Enam bulan kebelakang banyak sekali hal yang dilalui olehnya. Tak sedikit pelajaran hidup dan pengalaman-pengalaman baru mengiringi hari-harinya. Mulai dari kerjanya yang sudah 'agak' normal namun tak lagi punya waktu untuk libur, atau kenyataan pahit bahwa kecerobohannya kini malah menariknya kedalam kesepian setelah yang ia lakukan malah membuat laptop-yang-dia-anggap-setengah-nyawa nya harus dimuseumkan selama dua bulan terakhir.


Namun hidupnya tak melulu soal kepahitan. Dua bulan kebelakang juga merupakan anugerah bagi pemuda kumal berkumis cukup tebal yang sering memakai pakaian lusuh itu. Kehadiran seorang bidadari dari planet sebelah memalingkan pandangannya ke arah lain yang lebih baik dari dunia yang selama ini ia anggap tidak adil. Pemuda itu tak pernah percaya akan adanya sebuah kebetulan, meskipun segala sesuatu tentang sang bidadari adalah hal yang menakjubkan di matanya. Ini cuma propaganda dan konspirasi alam semesta, pikir pemuda tersebut.


Bidadari bermata sendu itu dikenalnya dari sebuah sosial media yang sudah ia gunakan satu tahun ke belakang. Menariknya, dari awal perkenalan sampai waktu pertama kali mereka bertemu, benar-benar bukan hal yang di sengaja. Biasanya, dalam menentukan tambatan hati, pemuda melankolis itu sudah merencanakan serangan dan melakukan pendekatan dengan hati-hati dari jauh hari. Jika diibaratkan, sang pemuda adalah seekor serigala dan wanita-wanita diluar sana adalah mangsanya. Namun tidak kali ini, serigala ini sama sekali tak berminat mencari mangsa baru. Namun apa boleh dikata, setelah pertemuan pertama yang tidak disengaja itu, hati sang pemuda bergetar juga. Serigala muda ini mulai melemah.


Tak berbeda dengan kehidupan sang bidadari sebelumnya. Segala sesuatu yang ia rasakan bersama pemuda kumal itu sangat luar biasa. Jauh dari apa yang bisa ia pikir dari logika nya. Sang bidadari yang biasanya selalu 'lari' saat ada yang mendekat, kali ini tak kuasa melawan taktik hebat alam semesta dari mempertemukannya dengan pemuda tersebut. Sampai-sampai logikanya berkecamuk melawan hatinya. Bagaimana bisa ia yang selalu menghindar dari kejaran pemangsa, saat ini sedang asik terperangkap dalam jebakan yang tidak sengaja dibuat sang pemuda. Setelah pertempuran di dalam diri yang cukup panjang, hatinya mengeluarkan jawaban dan menjadi pemenang; ya, pemuda ini tidak mengejarku, karena itulah aku tidak lari.


Dari mulai sekedar berkirim pesan singkat menanyakan hal basi sampai membicarakan sesuatu yang menurut keduanya serius, sang pemuda dan sang bidadari terlarut dalam sesuatu yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Sang bidadari berpikir bahwa semua yang mereka lalui terlalu cepat, namun lagi-lagi hatinya berlari lebih kencang dari logikanya, mengalahkan semua keraguan dalam diri, dan meyakinkan bahwa memang apa yang dilaluinya bersama sang pemuda sudah seperti yang seharusnya. Lain halnya untuk sang pemuda, hatinya justru menggebu-gebu untuk menjalani semua yang akan terjadi, namun tetap sabar dan terlihat santai dalam menghadapi semuanya.


Kini hari-hari yang dijalani sang pemuda dan sang bidadari tak lagi monoton. Segala apa yang terjadi selama waktu ini berjalan telah mengubah pandangan mereka masing-masing terhadap dunia. Rindu dan riang canda selalu terselip diantara kata-kata yang keluar di setiap percakapan mereka. Walaupun pada akhirnya mereka sadar, mereka tak dapat meminta alam semesta dan seluruh komponennya untuk terus bergerak memberikan kejutan yang selalu ingin mereka dapatkan. Tapi mereka berjanji untuk terus bergerak searah dan membuat pondasi yang kuat, sekuat kehidupan, cinta, dan pemahaman.





"...dan jika rasa ini tak bermakna, aku yakin hangatnya akan tetap sama, dan pemiliknya akan tetap engkau"

—Juang Astrajingga



Ditulis oleh Guzti Eka Putra
atas izin Alam Semesta
Jakarta, 12 Juli 2017